NASKAH BAIAT ANGGOTA/ ATAU BARISAN TENTARA ALLAH PPTI

NASKAH BAIAT ANGGOTA/ ATAU BARISAN TENTARA ALLAH PPTI

 

BAIAT BARISAN TENTARA ALLAH

(DI HADIRI PANGLIMA BESAR SEKALIGUS IMAM POLHUKAM PPTI ATAU IMAM BESAR PPTI)

 

 

 

  1. Puasa taubat 5 hari yang dimulai dari hari JUM”AT, Senin sampai Kamis

Puasa taubat ini diperlukan untuk menggugurkan dosa-dosa besar maupun kecil sebelum masuk dalam BARISAN TENTARA ALLAH  Adapun niat puasa taubat adalah:

نويت صوم غد لتوبة من الذنوب الصغائر والقبائر سنه لله تعالى

Nawaitu shauma ghadin litaubati minadzunubis shaghair wal kabair sunnata lillahi ta’ala

“Saya niat puasa esok hari, untuk bertaubat dari dosa-dosa besar dan kecil, sunnah karena Allah Ta’ala.”

 

  1. Wajib mandi baiat

Setelah melaksanakan puasa taubat, sebelum baiat dimulai calon murid harus terlebih dahulu melakukan mandi baiat untuk membersihkan dirinya dari hadas kecil dan besar juga dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar dengan niat mandi baiat sebagai berikut:

نويت الغسل لتوبة من الذنوب الصغائر والقبائر سنه لله تعالى

Nawaitul ghusla litaubati minadzunubis shaghair wal kabair sunnata lillahi ta’ala

“Saya niat mandi untuk bertaubat dari dosa-dosa besar dan kecil, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Setelah murid resmi dibaiat oleh mursyid (PANGLIMA BESAR ATAU IMAM BESAR, maka

Alladzina yadzkurunallaha qiyaaman wa qu’uudan wa ‘ala junuubihim… murid tidak boleh tidur dahulu sampai waktu maghrib esok harinya, yakni hingga Hari Jumat sambil mengamalkan zikir hifdzun anfas sewaktu-waktu tanpa batas selama hidup. Perintah zikir ini didasari dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 191:

الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم

“Orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri duduk berbaring…”

  1. Melanggengkan zikir setelah shalat lima waktu

Setelah menjadi murid , maka murid diharapkan mampu mengistiqamahkan zikir yang diperuntukkan setelah shalat lima waktu, dengan bacaan sebagai berikut:

أَسْتَغْفِرُ الله العظيم

Astaghfirullahal ‘adziim (5 kali atau lebih)

اللَّهُمَّ صل وسلم على سيدنا مُحَمَّد

Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammad (5 kali atau lebih)

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ

Laa ilaaha illallah, Muhammadur rasulullah (5 kali)

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

Laa ilaaha illallah (13 kali atau lebih)

اِلاَّ اللهُ

Illallah (13 kali atau lebih)

الله

Allah (13 kali atau lebih)

اللهُ

Allahu (13 kali atau lebih)

هُوَ

Huu (Sebanyak-banyaknya sambil mata terpejam dan mulut tertutup)

Doa setelah wirid:

بسم الله الرحمن الرحيم لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهَ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نَبْعَثُ اِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الْاَمِنِيْنَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَكَرَمِهِ جَزَاءَ اللهُ عَنَّا سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هُوَ اَهْلُهُ يَا الله يَا نُوْرُ يَا حَقُّ يَا مُبِيْنُ يَا اللهُ نَوِّرْ قُلُوْبَنَا بِنُوْرِكَ وَيَقْضِنَا لِشُهُوْدِكَ وَغَرِّفْنَا الطَّرِيْقَةَ اِلَيْكَ وَهَوِّنْهَا عَلَيْنَا بِفَضْلِكَ وَاَدِّبْنَا بَيْنَ يَدَيْكَ واَلْبِسْنَا التَّقْوَى وَاِلَيْكَ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ نِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ  غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ  حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ  وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ  وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Laailaaha illallahu muhammadur rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, Alaihaa nahyaa wa’alaihaa namuutu wa ‘alaihaa nub’atsu insyaa Allahu ta’ala minal aminiin. birahmatillaahi wa karamihi jazaa Allahu ‘annaa sayyidanaa Nabiyyanaa Muhammadan shalallaahu ‘alaihi wasallaam maa huwa ahluhu Yaa Allahu, Yaa Nuuru, Yaa Haqqu Yaa Mubiinu, Yaa Allahu nawwir quluubanaa binuurika wa yaqdlinaa lisyuhuudika wa gharrifnath thariqata ilaika wa hawwinhaa ‘alainaa bi fadlika wa addibnaa baina yadaika wa albisnat taqwa wa ilaika Innaka ‘alaa kulli syai’in qadir. Yaa ni’mal maula wa yaa ni’man nashiir ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. Wa hasbunallahi wa ni’mal wakil. Wa laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim. Astagfirullaha da’waahum fiihaa subhaanaka Allahumma waatahiyyatuhum fiihaa salaam wa akhiru da’waahum anilhamdulillaahirabbil ‘aalamiin.

 

===============================================================================

 

NASKAH BAIAT ANGGOTA/ ATAU BARISAN TENTARA ALLAH PPTI

 

1) Saya menyatakan baiat ini kepada Allah di hadapan IMAM BESAR ATAU PANGLIMA BESAR.

2) Saya menyatakan baiat ini sungguh – sungguh karena ikhlas dan ridho hati lilahita `ala, tidak karena sesuatu di luar dan keluar daripada kepentingan Agama Allah dan siap membela Negara Indonesia (Demi Keadilan dan Kebenaran).

3) Saya sanggup berkorban dengan jiwa, raga, dan nyawa saya serta apapun yang ada pada saya berdasarkan  taqwa dan tawakal kepada  Allalloh :

a). Mentegakkan kalimatilah li`ilahi kalimatilah

b). Mempertahankan Negara Indonesia

4) Saya akan taat sepenuhnya kepada perintah Allah, kepada perintah Rosulullah, kepada perintah ulil amri saya dan menjauhi segala larangannya dengan tulus dan setia hati.

5) Saya tidak akan berkhianat kepada Allah, kepada Rosulullah dan kepada Komandan Tentara Allah serta Pemimpin Negara yang Adil, saya tidak akan pula berbuat noda atas Umat Islam Indonesia.

6) Saya sanggup membela Komandan-Komandan Tentara Allah Dan Pemimpin-Pemimpin Negara Indonesia daripada bahaya, bencana dan khianat darimana dan apapun juga.

7) Saya sanggup menerima hukuman dari ulil amri saya sepanjang keadilan hukum Islam bila saya ingkar daripada baiat yang saya nyatakan ini.

8) Semoga Allah berkenan membenarkan pernyataan baiat saya, serta berkenan pula melimpahkan pertolongan dan kurnianya atas saya sehingga saya dipandaikan dan diluruskan jalan saya melakukan tugas suci (seorang Mujahid)

9) Allahu akbar,Allahu Akbar,Allahu Akbar.” Sollahu ala muhammad

Proses baiat anggota dilakukan setelah yang bersangkutan dicuci otaknya melalui rangkaian diskusi tentang Perjuangan Islam dan Bela negara

 

 

KETUA UMUM DPP PPTI

TTD

(DR. RAHMAN SABONAMA)

 

SEKRETARIS JENDRAL DPP-PPTI

TTD

(LETJEN. TNI PURN. DR. UMAR AA, SH., MH)

 

PANGLIMA BESAR PPTI DAN KETUA/ IMAM POLHUKAM PPTI

TTD

  1. ADV. GUSJOY S. SH., SHI., S.Sos., MH

 

 

DPP POLHUKAM PPTI DAN

DPP POLHUKAM PPTI DAN

POLHUKAM PPTI SIAP MENERIMA DANA PERJUANGAN SEKALIGUS DANA PEMBUATAN GEDUNG IMAMAH PPTI:

DEMI MUDAHNYA PERJUANGAN KAMI, KAMI MEMOHON KEPADA PENGURUS, ANGGOTA DAN SIMPATISAN KHUSUS  DISELURUH INDONESIA DAN DUNIA.

SALURKAN DANA BANTUAN ANDA MELALUI REKENING

 BANG BRI NO. 1187 0100 0433 303 ATAS NAMA ADVOKASI SYARIAH (DANA UNTUK GEDUNG DAN PERJUANGAN PPTI)

KETUA UMUM DPP PPTI (DR. RAHMAN SABONAMA)

SEKRETARIS JENDRAL DPP-PPTI (LETJEN. TNI PURN. DR. UMAR AA, SH., MH)

                       DR. ADV. GUSJOY S. SH., S.Sos., MH (IMAM/ KETUA POLHUKAM  PPTI DAN PANGLIMA BESAR PPTI

BAIAT BARISAN TENTARA ALLAH

(DI HADIRI PANGLIMA BESAR SEKALIGUS IMAM POLHUKAM PPTI ATAU IMAM BESAR PPTI)

 

 

 

  1. Puasa taubat 5 hari yang dimulai dari hari JUM”AT, Senin sampai Kamis

Puasa taubat ini diperlukan untuk menggugurkan dosa-dosa besar maupun kecil sebelum masuk dalam BARISAN TENTARA ALLAH  Adapun niat puasa taubat adalah:

نويت صوم غد لتوبة من الذنوب الصغائر والقبائر سنه لله تعالى

Nawaitu shauma ghadin litaubati minadzunubis shaghair wal kabair sunnata lillahi ta’ala

“Saya niat puasa esok hari, untuk bertaubat dari dosa-dosa besar dan kecil, sunnah karena Allah Ta’ala.”

  1. Wajib mandi baiat

Setelah melaksanakan puasa taubat, sebelum baiat dimulai calon murid harus terlebih dahulu melakukan mandi baiat untuk membersihkan dirinya dari hadas kecil dan besar juga dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar dengan niat mandi baiat sebagai berikut:

نويت الغسل لتوبة من الذنوب الصغائر والقبائر سنه لله تعالى

Nawaitul ghusla litaubati minadzunubis shaghair wal kabair sunnata lillahi ta’ala

“Saya niat mandi untuk bertaubat dari dosa-dosa besar dan kecil, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Setelah murid resmi dibaiat oleh mursyid (PANGLIMA BESAR ATAU IMAM BESAR, maka

Alladzina yadzkurunallaha qiyaaman wa qu’uudan wa ‘ala junuubihim… murid tidak boleh tidur dahulu sampai waktu maghrib esok harinya, yakni hingga Hari Jumat sambil mengamalkan zikir hifdzun anfas sewaktu-waktu tanpa batas selama hidup. Perintah zikir ini didasari dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 191:

الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم

“Orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri duduk berbaring…”

  1. Melanggengkan zikir setelah shalat lima waktu

Setelah menjadi murid , maka murid diharapkan mampu mengistiqamahkan zikir yang diperuntukkan setelah shalat lima waktu, dengan bacaan sebagai berikut:

أَسْتَغْفِرُ الله العظيم

Astaghfirullahal ‘adziim (5 kali atau lebih)

اللَّهُمَّ صل وسلم على سيدنا مُحَمَّد

Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammad (5 kali atau lebih)

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ

Laa ilaaha illallah, Muhammadur rasulullah (5 kali)

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

Laa ilaaha illallah (13 kali atau lebih)

اِلاَّ اللهُ

Illallah (13 kali atau lebih)

الله

Allah (13 kali atau lebih)

اللهُ

Allahu (13 kali atau lebih)

هُوَ

Huu (Sebanyak-banyaknya sambil mata terpejam dan mulut tertutup)

Doa setelah wirid:

بسم الله الرحمن الرحيم لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهَ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نَبْعَثُ اِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الْاَمِنِيْنَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَكَرَمِهِ جَزَاءَ اللهُ عَنَّا سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هُوَ اَهْلُهُ يَا الله يَا نُوْرُ يَا حَقُّ يَا مُبِيْنُ يَا اللهُ نَوِّرْ قُلُوْبَنَا بِنُوْرِكَ وَيَقْضِنَا لِشُهُوْدِكَ وَغَرِّفْنَا الطَّرِيْقَةَ اِلَيْكَ وَهَوِّنْهَا عَلَيْنَا بِفَضْلِكَ وَاَدِّبْنَا بَيْنَ يَدَيْكَ واَلْبِسْنَا التَّقْوَى وَاِلَيْكَ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ نِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ  غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ  حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ  وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ  وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Laailaaha illallahu muhammadur rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, Alaihaa nahyaa wa’alaihaa namuutu wa ‘alaihaa nub’atsu insyaa Allahu ta’ala minal aminiin. birahmatillaahi wa karamihi jazaa Allahu ‘annaa sayyidanaa Nabiyyanaa Muhammadan shalallaahu ‘alaihi wasallaam maa huwa ahluhu Yaa Allahu, Yaa Nuuru, Yaa Haqqu Yaa Mubiinu, Yaa Allahu nawwir quluubanaa binuurika wa yaqdlinaa lisyuhuudika wa gharrifnath thariqata ilaika wa hawwinhaa ‘alainaa bi fadlika wa addibnaa baina yadaika wa albisnat taqwa wa ilaika Innaka ‘alaa kulli syai’in qadir. Yaa ni’mal maula wa yaa ni’man nashiir ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir. Wa hasbunallahi wa ni’mal wakil. Wa laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim. Astagfirullaha da’waahum fiihaa subhaanaka Allahumma waatahiyyatuhum fiihaa salaam wa akhiru da’waahum anilhamdulillaahirabbil ‘aalamiin.